PEMBELAHAN MITOSIS
Pembelahan mitosis menghasilkan
sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya,
pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh).
Sel – sel tersebut juga memiliki
kemampuan yang berbeda – beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang
mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang
tidak mengalami pembelahan sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan
tertentu, misalnya sel – sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang
sangat cepat untuk menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan
tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu
tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak
mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis
bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya
dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel
bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan
pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium,
dan euglena.
Pada sel – sel organisme
multiseluler, proses pembelahan sel memiliki tahap – tahap tertentu yang disebut
siklus sel. Sel – sel tubuh yang aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel
yang lengkap. Siklus sel tersebut dibedakan menjadi dua fase(tahap ) utama,
yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G, (
growth atau gap), fase S (synthesis), fase G2(growth atau Gap2).
Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis
adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu
Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak
hasil pembelahan.1. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap
fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi
inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti,
mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:
a) Profase
1. Benang – benang kromatin
berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid
dengan satu sentromer.
2. Dinding
inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
3. Pasangan
sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang
berlawanan.
4. Serat –
serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara kedua kutub
pembelahan.
b) Metafase
Setiap
kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul
pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong
melalui sentromer atau kinetokor.
c) Anaphase
Sentromer
dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing satu
kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju
kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada kutub
masing – masing.
d) Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
1. Kromatida
yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang – benangkromatin kembali.
2. Terbentuk
kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
3. Serat
– serat gelendong menghilang.
4. Terjadi
pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane
sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang
mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
Hasil mitosis:
1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid.
2. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2. Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Gambar: (a) Sitokinesis pada hewan, dan (b) Sitokinesis pada tumbuhan
PEMBELAHAN MITOSIS
Pembelahan Meiosis disebut juga
pembelahan reduksi, di karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom dalam
prosesnya dari 2n menjadi n.Menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom
separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Contoh, sel induk gamet jantan
(spermatogonium) merupakan sel yang diploid (2n) setelah membelah, sel anak
yang terbentuk (spermatozoa) merupakan sel yang haploid (n).
Dalam pembelahan Meiosis terjadi
dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya
interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak
dengan jumlah kromosom haploid (n).
Meiosis I
1. Profase I
a. Leptoten
Kromatin menebal membentuk kromosom.b. Zygoten
Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke
kutub yang berlawanan.
c. Pakiten
Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua
kromatida dengan satu sentromer.
d. Diploten
Kromatida membesar dan memendek, bergandengan
yang homolog dan menjadi rapat.
e. Diakenesis
Ditandai dengan adanya pindah
silang (crossing over) dari bagian kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal
ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya
rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah
menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.
2. Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad
menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti sudah tidak tampak lagi
dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
3. Anafase I
Pada tahap ini, spindel
pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan
sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang
bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.
4. Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel
anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua
kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
Meiosis II
1. Profase II
a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
2. Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya.3. Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.4. Telofase II
a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.
Hasil meiosis :
1.) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing haploid (n)
2.) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERIKAN TANGGAPAN ATAU PERTANYAAN UNTUK TULISAN INI.